Dampak Inflasi terhadap perekonomian suatu negara
Makalah ini disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perekonomian Di Indonesia
Dosen Pengampu: Hermanita, MM
Disusun Oleh:
Nama : Siti Badriyah
Npm : 13104384
Kelas/Semester : E/ III (tiga)
PROGRAM STUDY EKONOMI SYARI’AH
JURUSAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2014/2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kita semua masih diberikan nikmat yang begitu besar yaitu nikmat iman dan islam. Selain itu kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih pada rekan-rekan satu kelas serta dosen Perekonomian Di Indonesia yang telah memberi dukungan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca umumnya.
Demikianlah makalah ini kami buat,apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk memotivasi kami agar dalam pembuatan makalah akan lebih baik. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Metro, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi 6
B. Macam-macam Inflasi
1. Berdasarkan Parah atau Tidaknya 6
2. Berdasarkan Sebabnya 7
3. Berdasarkan Asalnya 8
C. Faktor Penyebab Timbulnya Inflasi 9
D. Efek yang Ditimbulkan dari Inflasi 12
E. Cara Mengatasi Inflasi 13
F. Dampak Inflasi
a. Dampak Positif Inflasi 15
b. Dampak Negatif Inflasi 15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat kenaikan harga umum secara terus-menerus. Jadi, bukan harga satu atau dua acam barang saja, melainkan kenaikan harga dari sebagian besar barang dan jasa, dan pula bukan hanya satu atau dua kali kenaikan harga secara terus menerus.
Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter . Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi. Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau tingkat inflasi harus diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat.
Mewujudkan inflasi nol persen atau zero inflation secara terus menerus dalam perekonomian yang berkemabang adalah sukar untuk dicapai. Oleh sebab itu dalam jangka panjang yang perlu diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi berada pada tingkat yang sangat rendah.
Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk sekiranya inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi cenderung akan menjadi bertambah cepat apabila tidak diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung untuk mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Kecenderungan ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Inflasi?
2. Apa saja macam-macam Inflasi?
3. Faktor-faktor penyebab terjadinya Inflasi?
4. Efek yang timbul jika terjadi Inflasi?
5. Bagaimana cara mengatasi Inflasi?
6. Apa saja dampak dari inflasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Inflasi.
2. Untuk mengetahui macam-macam Inflasi.
3. Untuk mengtahui Faktor-faktor penyebab terjadinya Inflasi.
4. Untuk mengetahui Efek yang timbul jika terjadi Inflasi.
5. Untuk mengetahui cara mengatasi Inflasi.
6. Untuk mengetahui dampak dari inflasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi
Menurut A.P Lerner bahwa fungsi Inflasi adalah kelebihan permintaan (excess Demand) terhadap penyediaan barang dalam suatu perekonomian secara keseluruhan.
Kelebihan permintaan akan barang dan jasa itu dapat di pandang sebagai:
1. Kelebihan pemesanan akan barang tetapi tidak diikuti peningkatan faktor-faktor produksi seperti: tidak ada penambahan jam kerja, tidak ada penambahan mesin-mesin dsb.
2. Terlalu banyak uang yang beredar dibanding barang yang tersedia.
Menurut F.W. Paish bahwa inflasi adalah keadaan dimana pendapatan nominal(individu) jauh lebih cepat meningkat dengan peningkatan arus barang dan jasa yang tersedia.
Jadi, Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa ada 3 keadaan yang menggambarkan inflasi yakni:
a) Adanya kecenderungan (tendency) harga-harga untuk meningkat.
b) Kenaikan harga-harga itu berlangsung berkelanjutan (sustained increase)
c) Kenaikan harga bukan hanya pada suatu atau beberapa barang saja tapi pada tingkat harga umum atau keseluruhan.
B. Macam-macam inflasi
1. Berdasarkan tingkat parah atau tidaknya
a) Inflasi Ringan (creeping Inflation)
Di tandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.
b) Inflasi sedang (galloping inflansion)
Infasi ini ditandai dengan laju inflasi berkisar anrara 10% sampai 30% per tahun. Inflasi sedang belum membahayakan kegiatan ekonomi. Tetapi inflasi ini sudah menurunkan kesehjateraan orang-orang yang berpenghasilan tetap. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relative besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, 30% dan sebagainya.
c) Infalsi berat (high inflantion)
Inflasi ini sudah mengacaukan kondisi perekonomian. Pada inflasi berai ini, orang cenderung menyimpan barang dan pada umumnya orang enggan untuk menabung, karena bunga tabungan yang ditawarkan jauh lebih rendah ketimbang laju inflasi. Bahkan menurut istilah ibu-ibu rumah tangga harga berubah. Inflasi berat berkisar antara 30-100% per tahun.
d) Infalnsi sangat tinngi (Hyper inflation)
Inflasi ini ditandai oleh naiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (diatas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot tajam, sehingga lenih baik ditukarkan dengan barang.
Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali lipat. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot dengan tajam sehingga perputaran uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang dibelanjakan dan ditutupi dengan mencetak uang.
2. Berdasarkan sebabnya
a) Infalsi permintaan (Demand Inflation)
Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik (misalnya karena bertambahnya pengeluaran perusahaan).
b) Infalsi biaya (cosh-push infantion)
Inflasi jenis ini timbul karena kenaikan ongkos produksi. Inflasi ini dikenal dengan istilah cost-push inflation atau supply inflation. Untuk lebih jelasnya simak baik-baik kurva di atas. Apabila ongkos produksi ini misalnya disebabkan kenaikan harga alat-alat produksi yang didatangkan dari luar negeri atau kenaikan bahan mentah maupun bahan baku.
c) Inflansi campuran
Kedua mmacam inflasi yang telah dijelaskan di atas jarang sekali di jumpai dalam praktik sehari-hari. Pada umumnya, inflasi yang terjadi di berbagai negara merupakan campuran dari kedua macam inflasi tersebut. Inflasi campuran merupakan campuran antara inflasi permintaan (demand-pull inflation) dan inflasi biaya (cost-push inflation).
3. Berdasarkan Asalnya
a) Inflansi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflantion)
Yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri yang timbul karena terjadinya deficit dalm pembiayaan dan belanja Negara yang terlihat pada anggaran belanja Negara. Untuk mrngatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga naik dikarenakan musim panceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dan lain sebagainya.
b) Inflansi yang berasal dari luar negeri (import inflantion)
Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga diluar negeri. Dalam perdagangan bebas, banyak negara yang saling berhubungan dalam bidang perdagangan. Jika suatu negara mengimpor barang dari negara yang mengalami suatu inflasi, maka secara otomatis kenaikan harga (inflasi) akan mempengaruhi harga-harga dalam negerinya sehingga menimbulkan suatu inflasi.
C. Faktor-faktor penyebab timbulnya inflansi
1) Jumlah uang yang beredar
Menurut sudut pandang kaum moneteris jumlah uang beredar adalah faktor utama yang di tuding sebagai penyebab timbulnya inflasi di setiap Negara berkembang, tidak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia jumlah uang beredar ini lebih banyak diterjemahkan dalam konsep narrow money (MI). Hal ini terjadi karena masih adanya tanggapan, bahwa uang dikuasai hanya merupakan bagian dari likuiditasi perbankan. Sejak tahun 1976 presentase uang kuartal yang beredar (48,7%) lebih kecil daripada presentase jumlah uang giral yang beredar (51,3%).sehingga mengindikasikan bahwa telah terjadi proses modernisasi di sektor moneter Indonesia juga mengindikasikan bahwa semakin sulitnya proses pengendalian jumlah uang beredar di Indonesia, dan semakin meluasnya moneterisasi dalam kegiatan perekonomian subsisten, akibatnya memberikan kecenderungan meningkatnya laju inflasi. Menurut data yang dihimpun dalam Laporan Bank Dunia menunjukan laju pertumbuhan rata-rata jumlah uang beredar di Indonesia pada periode tahun 1980-1992 relatif tinggi jika dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya (kecuali Filipina).kenaikan jumlah uang beredar di Indonesia pada tahun 1970-an sampai awal tahun 1980-an lebih disebabkan oleh pertumbuhan kredit likuiditas dan defisit anggaran belanja pemerintah. Pertumbuhan ini dapat merupakan efek langsung dari kebijakan Bank Indonesia dalam sector keuangan (terutama dalam hal penurunan reserve requirement).
2) Defisit anggaran belanja Pemerintah
Seperti halnya yang umum terjadi pada Negara berkembang, anggaran belanja pemerintah Indonesia pun sebenarnya mengalami defisit, meskipun Indonesia menganut prinsip anggaran berimbang. Defisitnya anggaran belanja ini banyak sekali disebabkan oleh hal-hal yang menyangkut keterangan struktural ekonomi Indonesia, yang acap kali menimbulkan kesenjangan antara kemauan dan kemampuan untuk membangun. Selama pemerintahan Orde lama defisit anggaran belanja ini acapkali di biaya dari dalam negeri dengan cara melakukan pencetakan uang baru, mengingat orientasi kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang inward looking policy, sehingga menyebabkan tekanan inflasi yang hebat, tetapi sejak era Orde Baru, defisit anggaran belanja ini di tutup dengan pinjaman luar negeri yang nampaknya relatif aman terhadap tekanan inflasi.
Dalam era pemerintahan Orde baru, kebutuhan terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi yang telah dicanangkan sejak Pembangunan Jangka Panjang, menyebabkan kebutuhan dana untuk melakukan pembangunan sangat besar. Dengan mengingat bahwa potensi mobilisasi dana pembangunan dari masyarakat (baik dari sektor tabungan masyarakat maupun pendapatan pajak) di dalam negeri pada saat itu yang sangat terbatas (belum berkembang), juga kemampuan sector swasta yang terbatas dalam melakukan pembangunan, menyebabkan pemerintah harus berperan sebagai motor pembangunan. Hal ini menyebabkan pos pengeluaran APBN menjadi lebih besar daripada penerimaan rutin. Artinya, peran pengeluaran pemerintah dalam investasi tidak dapat di imbangi dengan penerimaan, sehingga menimbulkan kesenjangan antara pengeluaran dan penerimaan Negara, atau dapat dikatakan telah defisit struktural dalam keuangan Negara.
Pada saat terjadinya oil booming, era tahun 70-an, pendapatan pemerintah di sector migas meningkat pesat, sehingga jumlah uang primer pun semakin meningkat. Hal ini menyebabkan kemampuan pemerintah untuk berekspansi investasi di dalam negeri semakin meningkat. Dengan kondisi tingkat pertumbuhan produksi domestic yang relatif lebih lamban akibat kapasitas produksi nasional yang masih berada dalam keadaan under-employment, peningkatan permintaan (investasi) pemerintah menyebabkan terjadi relokasi sumberdaya dari masyarakat ke pemerintah, seperti yang terkonsep dalam analisis Keynes tentang inflasi. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya tekanan inflasi.
Tetapi, sejak berubahnya orientasi ekspor Indonesia ke komoditi non migas, sejalan dengan merosotnya harga minyak bumi di pasar ekspor (sejak 1982), menyebabkan kemampuan pemerinntah untuk membiayai pembangunan nasional semakin berkurang pula, sehingga pemerintah tidak dapat lagi mempertahankan posisinya sebagai penggerak (motor) pembangunan. Dengan kondisi seperti ini, menyebabkan secara bertahap peran sebagai penggerak utama pembangunan nasional, dengan demikian sumber tekanan inflasi pun beralih dari pemerintah ke non pemerintah (swasta). Tekanan inflasi pada periode ini lebih di sebabkan oleh meningkatnya tingkat agresifitas sektor swasta dalam melakukan ekspansi usaha, yang didukung oleh perkembangan sektor perbankan yang semakin ekspansif pula.
Dengan kondisi sumberdaya modal domestic yang masih saja relatif terbatas, maka pinjaman luar negeri yang sifatnya komersial maupun non komersial pun semakin meningkat. Peran pemerintah ini dapat dimaklumi karena kemampuan swasta nasional dalam pembangunan infrastruktur ekonomi masih sangat terbatas.
D. Efek yang di timbulkan dari Inflansi
• Efek terhadap pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang di untungkan dengan adanya Inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya seorang yang memperoleh pendapatan tetap Rp. 500.000,00 per tahun sedang laju inflasi sebesar 10%, akan menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut, yakni Rp.50.000,00.
• Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
• Efek terhadap Output (Output Effect)
Dalam menganalisa kedua efek diatas (Equity dan Efficiency Effect) digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
• Inflasi dan Perkembangan Ekonomi.
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai dengan pembeli harta-harta tetap setiap tanah, rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan investasi yang bersifat seperti ini, investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.
• Inflasi dan Kemakmuran masyarakat
Disamping menimbulkan efek buruk di atas kegiatan ekonomi Negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek berikut kepada individu masyarakat :
. Inflasi akan menimbulkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Memperburuk pembagian kekayaan.
E. Cara mengatasi Inflasi
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh bank sentral. Melalui instrument ini diharapkan peredaran uang dapat diatur dan inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya. Terdapat tiga kebijakan yang dapat di tempuh bank sentral dalam mengatur inflasi :
Kebijakan Diskonto
Kebijakan diskonto (discount policy) adalah kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uanng dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Kaitannya dengan bank syari'ah yaitu dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat nisbah bagi hasil.
Operasi Pasar Terbuka.
Yaitu dengan jalan membeli dan menjual surat-surat berharga.
Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy).
Yaitu kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan presentasi persediaan kas dari bank.
2. Kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serrta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
3. Kebijaksanaan yang berkaitan dengan Output
Kenaikan Output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang didalam negeri cenderung menurunkan harga.
4. Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing.
Ini dilakukan dengan penentuam ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik maka gaji/upah juga dinaikan.
5. Kebijakan Lain
Peningkatan Produksi.
Meski jumlah uang beredar bertambah jika di iringi dengan peningkatan produksi, maka tidak akan menyebabkan inflasi. Bahkan hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan ekonomi.
Kebijakan Upah.
Inflasi dapat diatasi dengan menurunkan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) masyarakat.
Pengawasan Harga.
Kecenderungan dinaikkannya harga oleh pengusaha dapat diatasi dengan adanya pengawasan harga pasar.
F. Dampak Inflansi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik.
a. Dampak Positif Inflansi
Meningkatkan pendapatan nasional
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi
Produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan
Inflasi berkepanjangan dapat meumbuhkan industry kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh
Tingkat pengangguran cenderung menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha
Bagi pengusaha barang-barang mewah (high end) yang mana barangnya lebih laku pada saat harganya semakin tinggi (masalah prestise)
b. Dampak Negatif Inflansi
Keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Menimbulkan ganggguan pada fungsi uang
Distribusi brang relative tidak stabil dan terkonsentrasi dalam jangka pangjang akan membangkrutkan produsen.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam.
Bagi produsen, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Jenis-jenis inflasi dibagi Menurut Sifatnya, sebabnya, dan berdasarkan Asalnya.
Ada banyak hal yang ditimbulkan oleh inflasi yang berdampak negatif, diantaranya adalah keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu, menimbulkan ganggguan pada fungsi uang, mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Namun ada beberapa dampak positif yang masih bisa ditimbulkan oleh inflasi, seperti Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, serta tingkat pengangguran cenderung menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Hermanita, 2003, Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: Idea Pers.
Putong, Iskandar. 2010. Pengantar Mikro dan Makro Jilid 4. Jakarta: Wacana Media
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Minggu, 15 Februari 2015
06.18
2 comments






Open Reseller dan dropshiper klik disini
BalasHapusIron Curling Iron Curling Iron Chrome Double Edge Safety
BalasHapusThe iron titanium token design is simple and easy to use and features an adjustable edge, and includes a anodizing titanium safety razor and handle trekz titanium pairing and other titanium knife safety features. The safety $89.99 · titanium shift knob In stock